Puluhan Korban Cendol Dilarikan ke RSUD Arma
TAP RU - Korban diduga keracunan massal yang menimpa warga Desa Lubuk Gading Kecamatan Tanjung Agung Palik (TAP) terus bertambah. Data berhasil dihimpun RU di lapangan, korban yang dugaan keracunan cendol ini mencapai 106 orang yang keseluruhannya, merupakan warga desa setempat. Bahkan, tregedi yang masuk dalam kategori Kejadian Luar Biasa (KLB) itu, membuat tenaga medis harus diterjunkan ke desa didampingi pemerintah Kecamatan TAP dan anggota Polsek Air Besi. Untuk melakukan pemeriksaan intensif kepada seluruh masyarakat yang terdampak. Sebanyak 29 orang diantara korban, terpaksa dilarikan ke RSUD Arga Makmur sedangkan 5 korban lainnya, dilarikan ke RS Hana Charitas Arga Makmur, 24 korban menjalani rawat jalan di Puskesmas Tanjung Agung Palik (TAP), 1 korban dirawat di Puskesma Lais, 1 korban menjalani rawat jalan di Kota Bengkulu dan 46 korban lainnya, menjalani perawatan di rumah melalui pendampingan bidan desa dan tenaga medis Puskesmas TAP. Kepala Dinas Kesehatan Bengkulu Utara (BU), drg Adi Fitridin, M.Kes melalui Kabid P2P, Ujang Ismail, SKM, MPh yang turut memantau dan melakukan pemeriksanaan di lapangan mengatakan, dugaan sementara, keracunan yang menimpa ratusan warga Lubuk Gading ini disebabkan oleh bakteri yang terdapat pada minuman cendol. Hal itu diperkuat dari kondisi pasien yang tengah dilakukan pemerikasaan. \"Kemungkinan akibat bakteri. Jika ini racun, seluruh warga yang meminum akan mengalami sakit yang sama. Namun faktanya, ada kurang lebih 5 orang warga yang meminum minuman yang sama, kondisi kesehatannya masih baik,\" terangnya. Namun begitu, untuk memberikan keterangan sesuai dengan fakta, pihaknya masih melakukan pemeriksaan sejumlah sample dari minuman yang dikonsumsi warga ke laboratorium guna memastikan penyebab tragedi luar biasa ini. \"Kepastiannya seperti apa, kami akan melakukan uji Lab terlebih dahulu. Namun dugaan sementara, bukan akibat racun yang terdapat di jerigen tempat minuman cendol itu,\" jelasnya. Senada disampaikan Kepala Puskesmas TAP, Sri Murniati. Ia juga menerangkan, dugaan sementara, sakit yang diderita warga Desa Lubuk Gading tersebut merupakan dampak dari mengkonsumsi minuman cendol yang terkontaminasi bakteri. \"Di minuman cendol tersebut, ada santannya. Ada kemungkinan, santan tersebut sudah basi. Ini beradasarkan keterangan pasien, minuman cendol tersebut rasanya sudah asam pada saat itu,\" jelasnya. Terpisah, Camat TAP, Nirwan Tomeri, SH didampingi Sekcam, Supomo menyikapi hal itu, meminta kepada tenaga medis di Kecamatan TAP untuk standbay di desa, memberikan pelayanan dan perawatan pada masyarakat yang menjalani rawat jalan di rumah serta terus secara bersama, memantau perkembangannya. \"Tenaga medis harus standbay bersama mobil Ambulance. Jika ada kondisi yang membutuhkan perawatan lanjutan maka harus di rujuk ke Ruma Sakit,\" pintanya. Disisilain, pantauan wartawan di lapangan, Kapolsek Air Besi, IPDA Nanuk Irawan, S.Ikom bersama anggotanya, dalam kesempatan itu, tampak melakukan upaya Pengumpulan Bahan Keterangan (Pulbaket,red) dan menggeli informasi dari sejumlah saksi serta keterangan warga. Sekedar mengulas, berdasarkan informasi yang dihimpun RU di lapangan. Kronologi insiden dugaan keracunan massal ini bermula dari kegiatan gotongroyong menanam benih pada di ladang darat milik salah seorang warga yang dikenal dengan istilah Nugal. Kepala Desa Aur Gading, Yarmanzori mengatakan, kegiatan nugal berlangsung Senin (8/10) lalu di ladang milik JH (Naman disamarkan,red) yang merupakan warga Lubuk Gading. Lanjut kades, anggota Manugal tersebut meminum cendol yang disediakan pemilik ladang sebagai salahsatu jamuan untuk warga yang bergotongroyog. \"Tapi tidak tahu kenapa. Semua warga yang pada saat itu meminum cendol, mengalami sakit yang sama yaitu mual, pusing dan muntah seperti halnya mengalami keracunan,\" terangnya. Menurut Kades, pelaksanaan Manugal merupakan tradisi di desanya yang sudah sering dilakukan. \"Memberikan makanan dan minuman sudah menjadi tradisi, sebagai ucapan terimakasih dan menjalin kebersamaam di tengah masyarakat,\" bebernya. (sfa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: